Transformasi Pendidikan Digital: Prodi S2 Pendidikan Bahasa Inggris Unikama Sukses Dampingi Guru SMAN 1 Kepanjen Kembangkan Bahan Ajar Interaktif Berbasis ICT

MALANG, Desember 2025 – Di tengah tuntutan era Revolusi Industri 4.0 dan implementasi Kurikulum Merdeka, kemampuan adaptasi teknologi menjadi kunci utama bagi tenaga pendidik. Menjawab tantangan tersebut, Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dari Program Studi Magister (S2) Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas PGRI Kanjuruhan Malang (Unikama), sukses menyelenggarakan program pemberdayaan guru di SMAN 1 Kepanjen, Kabupaten Malang.

Kegiatan yang mengusung tajuk “Pemberdayaan Guru Bahasa Inggris Melalui Workshop Pengembangan Bahan Ajar Interaktif Berbasis ICT” ini tidak hanya sekadar pelatihan teknis, melainkan sebuah pendampingan intensif yang berlangsung selama enam bulan, mulai dari Juli hingga Desember 2022. Program ini diketuai oleh Dr. Agus Sholeh, M.Pd., dengan anggota Umi Jawas, M.A., Ph.D., serta melibatkan partisipasi aktif mahasiswa pascasarjana, Teguh Budiarto dan Ni Nyoman Ayu Shri Smertini Adhi.

SMAN 1 Kepanjen dikenal sebagai salah satu sekolah rujukan di Kabupaten Malang dengan fasilitas infrastruktur teknologi yang sangat memadai, termasuk laboratorium komputer dan jaringan internet yang stabil. Namun, tim pengabdian Unikama menemukan adanya kesenjangan ironis antara ketersediaan fasilitas (hard skills) dengan pemanfaatan pedagogisnya (soft skills).

Berdasarkan analisis situasi awal, pemanfaatan TIK oleh guru masih didominasi oleh penggunaan alat-alat pasif, seperti presentasi PowerPoint statis atau sekadar pemutaran video, tanpa adanya interaksi dua arah yang bermakna. Hal ini berdampak pada rendahnya keterlibatan (engagement) siswa di kelas dan proses asesmen yang kurang efisien.

“Masalah utamanya bukan lagi pada ketersediaan alat, melainkan pada tool mastery dan desain pedagogi digital. Guru membutuhkan kemampuan untuk mengubah materi ajar konvensional menjadi konten yang interaktif dan game-based agar relevan dengan karakteristik siswa generasi digital,” ungkap Dr. Agus Sholeh selaku Ketua Tim Pengabdian. Oleh karena itu, program ini dirancang khusus untuk mengubah paradigma guru dari pengguna teknologi pasif menjadi kreator konten aktif.

Untuk mencapai tujuan transformasi tersebut, tim Unikama menerapkan metode Hands-on Workshop yang dikombinasikan dengan Product-Based Practice (PBP). Metode ini dipilih untuk memastikan bahwa setiap peserta tidak hanya mendengarkan teori, tetapi langsung mempraktikkan pembuatan produk digital.

Pelatihan difokuskan pada penguasaan aplikasi-aplikasi populer yang mendukung interaktivitas tinggi namun mudah diakses, seperti Canva for Education untuk desain visual materi ajar, serta Quizizz dan Kahoot! untuk evaluasi pembelajaran berbasis permainan (gamification).

Proses pelaksanaannya dibagi menjadi lima tahapan sistematis:

  1. Analisis & Sosialisasi: Mengidentifikasi kebutuhan spesifik guru melalui Focus Group Discussion (FGD).
  2. Workshop Intensif: Pelatihan teknis penggunaan aplikasi.
  3. Implementasi Produk (PBP): Guru wajib membuat dua set bahan ajar digital dengan pendampingan personal.
  4. Evaluasi: Mengukur kelayakan produk dan peningkatan kompetensi.
  5. Keberlanjutan: Pembentukan komunitas dan repositori digital.

Peran mahasiswa S2 dalam kegiatan ini sangat krusial. Teguh Budiarto dan Ni Nyoman Ayu bertindak sebagai Coaching Assistants yang memberikan pendampingan teknis “satu lawan satu” kepada para guru. Keterlibatan mereka memastikan bahwa kendala teknis sekecil apa pun dapat segera teratasi, sekaligus menjadi implementasi nyata dari Indikator Kinerja Utama (IKU) perguruan tinggi terkait pengalaman mahasiswa di luar kampus.

Dampak dari program ini sangat signifikan dan terukur. Berdasarkan hasil post-test yang dilakukan pada bulan November 2022, tercatat adanya lonjakan rata-rata skor kompetensi ICT guru dari angka 45 (saat pre-test) menjadi 95. Kenaikan sebesar 50% ini membuktikan efektivitas metode pendampingan yang diterapkan.

Secara produktivitas, 100% guru peserta berhasil menyelesaikan tantangan Project-Based Practice dengan menghasilkan total 10 set Bahan Ajar Interaktif Digital yang dinilai layak implementasi. Produk-produk ini meliputi modul elektronik (e-modules) yang menarik secara visual serta kuis interaktif yang kini digunakan untuk asesmen harian siswa.

Tidak berhenti pada pelatihan, tim pengabdian Unikama juga memastikan keberlanjutan program dengan menghasilkan luaran berupa Buku Panduan Pengembangan Bahan Ajar Interaktif Ber-ISBN. Buku ini diserahkan kepada pihak sekolah untuk menjadi referensi permanen dan panduan bagi guru-guru lain di masa mendatang.

Selain itu, telah dibentuk pula Komunitas Guru Pengembang Bahan Ajar Digital di SMAN 1 Kepanjen yang dilengkapi dengan repositori digital. Wadah ini memungkinkan para guru untuk saling berbagi template dan aset digital, sehingga budaya inovasi dapat terus tumbuh secara mandiri meskipun masa pendampingan telah usai.

Melalui kegiatan ini, Program Studi S2 Pendidikan Bahasa Inggris Unikama membuktikan komitmennya dalam mendukung peningkatan kualitas pendidikan nasional, menyelaraskan kompetensi guru dengan tuntutan zaman, serta memperkuat sinergi antara perguruan tinggi dan sekolah mitra.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top