PELATIHAN PUBLIC SPEAKING SUKSES TINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DAN GURU DI ERA GLOBAL

Malang, 2024 — Program pelatihan public speaking dalam Bahasa Inggris berhasil mengubah mindset dan kemampuan siswa serta guru di SMP Negeri 10 Malang. Program pengabdian masyarakat dari Universitas PGRI Kanjuruhan Malang ini mencapai hasil luar biasa dalam meningkatkan kepercayaan diri dan keterampilan berkomunikasi peserta selama 9 bulan pelaksanaan dari Maret hingga November 2024.

Program pelatihan ini adalah inisiatif sistematis untuk mengembangkan kemampuan public speaking siswa dan guru menggunakan Bahasa Inggris. Pelatihan mencakup teknik voice control, body language, struktur presentasi, dan pengelolaan kegugupan. Program melibatkan 40 siswa dan 10 guru dengan metode praktis melalui workshop, coaching personal, dan performance langsung.

Pelaksanaan program berlangsung 9 bulan dari Maret hingga November 2024. Tahapan meliputi persiapan dan penilaian awal (Maret), pelatihan teknik public speaking 16 sesi (April-Mei), coaching dan praktik intensif (Juni-Agustus), performance dan kompetisi (September-Oktober), serta evaluasi dan pembentukan klub permanen (November). Seluruh kegiatan terjadwal terstruktur untuk hasil optimal.

SMP Negeri 10 Malang di Jalan Mayjen Sungkono Nomor 57, Buring, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang menjadi lokasi utama pelaksanaan. Sekolah dengan 720 siswa dan 32 guru ini menyediakan fasilitas lengkap termasuk aula, sound system, dan ruang multimedia untuk mendukung semua kegiatan pelatihan.

Tim pengabdi terdiri dari Dr. Agus Sholeh, M.Pd sebagai ketua, Umi Jawas, M.A., Ph.D, serta mahasiswa S2 Kristina Dasut dan Muhammad Zakaria dari Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas PGRI Kanjuruhan Malang. Program didukung penuh oleh Kepala Sekolah Drs. Bambang Supriyanto, M.Pd, dan guru-guru Bahasa Inggris yang berkomitmen.

Survei awal pada 100 siswa menunjukkan bahwa 82% merasa gugup saat berbicara Bahasa Inggris, 78% tidak tahu teknik public speaking, dan 85% belum pernah mengikuti pelatihan formal. Namun, 88% siswa sangat tertarik belajar public speaking jika ada program sistematis. Kebutuhan mendesak akan wadah pelatihan komunikasi yang terstruktur menjadi dasar program ini.

Program menggunakan pendekatan partisipatif dengan metode experiential learning, coaching personal, dan reflective practice. Peserta mendapat pelatihan berkelanjutan, coaching individual minimal 3 sesi, group practice 24 kali, dan performance di berbagai forum. Mahasiswa S2 memberikan 142 jam coaching langsung dengan feedback konstruktif berkelanjutan.

HASIL YANG MEMBANGGAKAN

Peningkatan kemampuan public speaking siswa mencapai 63.5% (dari skor 52 menjadi 85) dan guru 44.3%. Confidence level siswa meningkat 107% (dari 4.2 menjadi 8.7). Sebanyak 38 dari 40 siswa tampil dalam School Speech Festival dengan 85% dinilai excellent. Prestasi gemilang dicapai: Juara 1 Kota Malang English Speech Contest, Top 10 Provinsi Storytelling Competition, dan Juara 2 Malang Raya Presentation Competition.

Terbentuk Public Speaking Club dengan 45 anggota aktif dan struktur organisasi solid. Tersedia modul 180 halaman (pengajuan ISBN), 25 video tutorial (8 jam konten), dan platform digital lengkap. Kepuasan peserta mencapai 98% dengan 100% merekomendasikan program untuk siswa lain.

“Saya tidak percaya bisa berdiri di depan 300 orang dan berbicara percaya diri,” ungkap Dimas, Juara 1 Speech Contest. “Program ini mengubah hidup saya,” tambahnya.

Program ini membuktikan bahwa dengan pelatihan sistematis, coaching intensif, dan lingkungan supportif, setiap siswa dapat mengembangkan kemampuan public speaking dan kepercayaan diri secara signifikan, mempersiapkan generasi muda untuk tantangan komunikasi di era global.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top