Malang, 2023 – Program Magister Pendidikan Bahasa Inggris Universitas PGRI Kanjuruhan Malang (UNIKAMA) kembali menunjukkan kontribusi konkret dalam penguatan keterampilan bahasa Inggris siswa sekolah menengah melalui pengabdian bertajuk “Peningkatan Keterampilan Speaking Siswa SMA melalui English Conversation Club (ECC) yang Dikelola Guru dan Mahasiswa.” Program ini dilaksanakan di SMAN 1 Dampit selama tahun anggaran 2023 dan menjadi bagian dari skema Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat yang didukung oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM).
Kegiatan ini dipimpin oleh tim pengabdian yang terdiri dari Dr. Agus Sholeh, M.Pd., Umi Jawas, M.A., Ph.D., serta mahasiswa magister Wiwik Sribudiati dan Novrianti. Melalui observasi awal dan analisis mendalam, tim menemukan kendala utama di sekolah mitra, yaitu adanya ketimpangan antara kemampuan teori bahasa Inggris siswa dan keterampilan berbicara mereka. Banyak siswa memahami grammar dan reading dengan baik, tetapi tidak memiliki kepercayaan diri untuk berbicara karena rasa takut melakukan kesalahan. Kondisi ini dikenal sebagai grammar-phobia, yang membuat siswa cenderung pasif saat diminta berbicara dalam situasi komunikatif.
Untuk menjawab tantangan tersebut, tim pengabdi mendirikan dan mendampingi English Conversation Club (ECC) sebagai ruang belajar alternatif yang bersifat informal, komunikatif, dan berbasis tugas. ECC dilaksanakan secara rutin dua kali seminggu selama sepuluh minggu, dan dirancang menggunakan pendekatan task-based learning yang menekankan kelancaran komunikasi (fluency) alih-alih akurasi tata bahasa semata. Dalam sesi ECC, mahasiswa magister bertindak sebagai peer-tutor dan model komunikasi lisan sehingga siswa dapat berinteraksi secara natural tanpa tekanan evaluasi formal.
Pelaksanaan program menunjukkan hasil yang signifikan. Berdasarkan post-test yang dilakukan pada akhir program, terjadi peningkatan rata-rata skor Speaking Performance siswa sebesar 45 persen. Peningkatan tersebut tampak jelas pada indikator kelancaran berbicara dan kepercayaan diri, dua elemen yang sebelumnya menjadi hambatan utama dalam proses komunikasi lisan. Guru mitra juga mengalami peningkatan kapasitas pedagogis, terutama dalam merancang aktivitas berbasis tugas dan melakukan penilaian berbasis performa yang lebih autentik.
Program pengabdian ini tidak hanya menghasilkan perubahan pada level individu siswa, tetapi juga menciptakan warisan kelembagaan yang berkelanjutan. ECC kini telah beroperasi secara mandiri dan dikelola oleh siswa dengan supervisi guru. Selain itu, tim pengabdian berhasil menyusun Modul Speaking Kontekstual (MSK) berisi 50 aktivitas praktis yang siap direplikasi oleh sekolah lain. Modul tersebut sedang diproses untuk pengajuan ISBN dan akan menjadi aset resmi sekolah yang dapat digunakan secara jangka panjang.
Dampak program juga terasa pada pemenuhan Indikator Kinerja Utama (IKU) Perguruan Tinggi. Mahasiswa magister yang terlibat secara aktif mendapatkan pengalaman mengajar di luar kampus sesuai IKU 2, sedangkan dosen yang menjadi penggerak program telah melaksanakan pengabdian langsung di masyarakat sebagaimana tercantum dalam IKU 3. Modul berbasis tugas yang dihasilkan dan telah digunakan secara rutin oleh sekolah juga membuktikan pemenuhan IKU 5, yakni hasil kerja dosen yang dimanfaatkan masyarakat.
Keberhasilan program ini membuktikan bahwa intervensi berbasis komunitas dan pedagogi komunikasi adalah solusi efektif untuk mengatasi hambatan psikologis dan struktural dalam pembelajaran bahasa Inggris. UNIKAMA tidak hanya menghadirkan teori pembelajaran dalam ruang akademik, tetapi juga memastikan bahwa ilmu tersebut diterapkan dan memberikan dampak nyata di lapangan. Dengan terbentuknya ECC yang berkelanjutan dan modul inovatif berbasis task-based learning, SMAN 1 Dampit kini memiliki model pembinaan speaking yang dapat menjadi percontohan bagi sekolah lain di Kabupaten Malang bahkan di tingkat regional.
