Program Pengabdian Universitas PGRI Kanjuruhan Malang Ubah Cara Siswa Belajar Bahasa Inggris Melalui Audio Digital
Malang , Oktober 2024— Keterampilan mendengarkan Bahasa Inggris siswa SMA Negeri 5 Malang mengalami peningkatan luar biasa melalui program pelatihan pembuatan podcast edukatif yang inovatif. Program pengabdian masyarakat dari Universitas PGRI Kanjuruhan Malang ini berhasil menciptakan revolusi pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi podcast sebagai medium pembelajaran yang engaging dan accessible.
Program pelatihan ini adalah inisiatif untuk meningkatkan listening skills siswa melalui pengembangan podcast library berkualitas tinggi berisi authentic English content dari native speakers. Program mencakup pelatihan guru dalam podcast production, pengembangan 50+ episodes berkualitas, dan pembentukan Podcast Production Club untuk keberlanjutan.
Program berlangsung 9 bulan dari Februari hingga Oktober 2024 melalui lima tahapan sistematis. Tahapan meliputi persiapan dan assessmen awal (Februari), pelatihan intensif guru 6 hari (Maret-April), implementasi classroom dengan monitoring (Mei-Agustus), peluncuran Production Club siswa (September), dan evaluasi serta perencanaan keberlanjutan (Oktober).
SMA Negeri 5 Malang di Jalan Tanimbar Nomor 24, Kasin, Kecamatan Klojen, Kota Malang menjadi lokasi pelaksanaan. Sekolah dengan 900 siswa dan 40 guru ini memiliki infrastruktur teknologi modern, laboratorium komputer, dan internet connection stabil yang mendukung implementasi program.
Tim pengabdi terdiri dari Rusfandi, M.A., Ph.D sebagai ketua, Dr. Teguh Sulistyo, M.Pd, serta mahasiswa S2 Maria Ulfa dan Nurma Atalsa Sofansyah dari Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas PGRI Kanjuruhan Malang. Program didukung oleh Kepala Sekolah Dra. Siti Nur’aini, M.Pd, dan 15 guru Bahasa Inggris yang berkomitmen.
Survei awal menunjukkan 80% siswa menganggap listening skill paling menantang dengan skor rata-rata hanya 55/100 (below average). Pembelajaran listening masih menggunakan textbook konvensional yang kurang engaging, minimal authentic content, dan hanya 1-2 jam per minggu. Padahal, 75% siswa tertarik belajar melalui podcast dan 92% memiliki smartphone dengan akses podcast apps.
Program menggunakan pendekatan partisipatif dengan kombinasi intensive training, hands-on practice, dan collaborative learning. Guru mendapat pelatihan 6 hari tentang podcast production techniques, membuat 15-30 episodes berkualitas, mengintegrasikan dalam pembelajaran, sementara 35 siswa bergabung dalam Production Club untuk membuat 35 student-produced episodes.
HASIL YANG TRANSFORMATIF
Peningkatan listening skills mencapai 49% (dari 55 menjadi 82/100), melampaui target 40%. Sebanyak 78% siswa mencapai proficiency level ≥75, signifikan meningkat dari hanya 25% sebelumnya. Student engagement meningkat 148% (dari 3.5 menjadi 8.7/10) dengan 92% siswa aktif berpartisipasi.
Podcast library yang dikembangkan mencakup 50 professional-quality episodes tersedia 24/7 di multiple platform (Spotify, Apple Podcasts, YouTube). Dengan 50+ engaging listening activity sets, siswa dapat belajar autonomous dengan self-directed practice meningkat 196%.
Podcast Production Club dibentuk dengan 35 siswa aktif menghasilkan 35 student-produced episodes, menunjukkan kreativitas dan engagement tinggi. “Saya tidak pernah tahu learning listening bisa semenyenangkan ini,” ungkap salah satu siswa.
Model program terbukti replicable dengan 3 sekolah lain sudah mengekspresikan ketertarikan untuk adopsi. Kontribusi terhadap SDGs Tujuan 4 (Quality Education) sangat signifikan melalui peningkatan akses ke authentic learning materials dan peningkatan kualitas pembelajaran.
Program ini membuktikan podcast adalah game-changer dalam pembelajaran bahasa, memberikan authentic content, flexibility, dan engagement yang sustainable untuk mengembangkan listening skills siswa di era digital.
